Kamis, 12 Juni 2008

Batasan Manusia

Aku jenuh dengan segala ketidakpastian yang tidak dapat diduga-duga dalam keseharianku ini. Aku tahu itu yang membuat hidup ini bermakna untuk dijalani. Namun aku ingin hari-hari ini berlalu dengan mudah, semudah membuka buku guyton tanpa membacanya atau semudah datang kuliah dan hanya tidur. Manja? Memang! Aku egois? Mungkin!

Aku sudah sering dengar harapan-harapan idealis seorang manusia:
"jangan jadikan hari-hariku menjadi lebih mudah untuk dilalui, namun jadikan aku menjadi pribadi yang lebih baik untuk dapat melalui hari-hari yang sulit itu..."

Aku sudah mencobanya, dan hal itu aku jamin sangat sulit!! progress yang terjadi dalam perbaikan diri jauh lebih lambat daripada peningkatan tingkat kesulitan hari-hari yang ku lalui sekarang.

Manusia itu serba terbatas. Namun sebenarnya manusia dapat memperluas batasan-batasan dirinya itu. Kata orang sih begitu... seandainya memang benar seperti itu... Yang kutemui dalam usahaku menggapainya adalah aku berbenturan dengan suatu tembok. Bayangkan sebuah samudra yang sebenarnya hanya dibatasi oleh daratan, namun sejauh mata memandang, aku melihat samudra dibatasi oleh cakrawala sehingga terlihat mustahil samudra melewati batas itu. Nah, bagiku, aku telah terbetur dengan garis cakrawala itu!!! sebagai tambahan, garis cakrawala yang aku temui menyerupai sebuah sarang laba-laba. Ketika aku membenturnya, aku tidak bisa kembali ke posisi awal ataupun maju menuju jalan yang lebih baik.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

yah,manusia kan hidup untuk menantang batasannya terus menerus.. jika batasan itu gak dipertinggi, ya stagnan aja hidup jadinya. buat apa hidup trus coba kalo kita udah kehilangan alasan untuk mempertinggi batasan diri kita?